Seria,
Angk. 2014
Tungku
perempuan tua
Selepas shubuh engkau
beranjak dari tempat sholatmu
Kau gesekkan korek api
kebagian yang ada belerangnya
Hawa didapurmu yang
teduh
Berubah menjadi panas
karena radiasi
Perlahan kau hela
nafasmu
Matamu yang menatap
terus ke api
Berharap agar kayu
bakar mu mengeluarkan aroma
Berharap agar kayu
bakar mu menjadi arang
Bertahun-tahun engkau
hidup bersama tungku mu itu
Tungku biomassa
tradisional
Tungku yang tidak
mempunyai tombol otomatis
Tungku yang terbuat
dari tanah liat
Bukan tidak mengenal
kompor
Engkau hanya ingin
merawat tradisi
Kehidupan mu yang
bersahabat dengan alam
Menjadikan mu sosok
yang ramah lingkungan
Tungku mu yang rapuh
Sama seperti tulang mu
Setiap hari engkau
mengembara hutan
Untuk mencari serpihan
ranting pohon yang kering
Tungku mu yang tua
Sama seperti wajah mu
Tak peduli seberapa tua
umur mu
Engkau menggendong kayu
bakar itu dipundak mu
Dengan tenaga dan
sebilah parang di tangan mu
(
Palembang, 10 Januari 2016 )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar