LAPORAN KERJA KAYU 1
DISUSUN OLEH :
NAMA : ANAZTHASYA
KELAS :
1 SA
NIM : 061430100001
POLITEKNIK NEGERI
SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar belakang
Dalam konstruksi jembatan, gedung, bendungan dan lain-lain perlu
diperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut bagaimana mengetahui letak yang
baik dan cocok dengan rencana yang diinginkan, serta bagaimana cara mendapatkan
hasil yang maksimal.
Untuk itu diperlukan ilmu yang mempelajari tentang
struktur kayu dan sambungan kayu serta mengerti akan konstruksi kayu tersebut.
Maka dari itu diperlukan latihan-latihan tentang konstruksi kayu.
1.2. Tujuan dan manfaat
Untuk mendapatkan kekuatan dan
konstruksi yang baik dan benar. Dan tujuan dari pekerjaan tersebut untuk
memahami dan mengetahui pekerjaan-pekerjaan pada kerja kayu.
1.3
Metode pembahasan
Metode pembahasan dilakukan dengan
menggunakan suatu metode studi literature, yaitu dengan mengumpulkan data-data
dari berbagai macam buku yang berhubungan dengan permasalahan serta dengan
menggunakan metode pengambilan data-data di lapangan pada saat melaksanakan
pekerjaan kayu.BAB II
URAIAAN DASAR TEORI
2.1. PENGENALAN BAHAN
Kayu adalah bahan konstruksi yang
diperoleh dari tumbuhan di alam, yang juga tidak hanya merupakan bahan
konstruksi pertama, tetapi juga mungkin yang terakhir dalam suatu konstruksi.
Kayu merupakan bahan konstruksi yang dapat diperbaharui. Melihat dan luas dan
pentingnya benda-benda yang terbuat dari kayu maka diperlukan keahlian dan
tehnik-tehnik tertentu dalam proses pembuatan benda-benda konstruksi kayu
tersebut.
Konstruksi kayu memiliki kegunaan antara lain sebagai
berikut :
- sebagai konstruksi berat
misal : jembatan dan bangunan gedung tinggi
- sebagai konstruksi sedang
misal : bangunan rumah tinggal
- konstruksi komponen bangunan
misal : kusen pintu dan kusen jendela, daun pintu dan
jendela dan kuda-kuda
- konstruksi komponen bangunan
misal : meja, lemari, kursi dan lain-lain
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan konstruksi
kayu antara lain :
- industri bangunan
- teknologi kayu dan bahan-bahan
- alat-alat pengokoh
- pengetahuan alat-alat perkakas dan peralatan mesin
- sambungan-sambungan kayu
- konstruksi rangka atap dan rangka dinding
- finshing
Kayu untuk keperluan konstruksi
mempunyai sifat yang menguntungkan dan merugikan yaitu :
keuntungan kayu antara lain :
- Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh listrik dan bahan kimia
- Kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah
- Mudah dalam pengerjaan
d.
Mudah didapat dalam waktu yang
relatif singkat
- Murah dan dapat mudah diganti
kerugian-kerugian kayu antara lain :
- Struktur kurang homogen
- Dapat memuai dan menyusut
- Mudah terbakar
- cepat lapuk
- Mempunyai cacat-cacat kayu
2.2. KLASIFIKASI KAYU
1. Kelas berdasarkan keawetan
KELAS AWET
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
a.
Selalu berhubungan
dengan tanah lembab
|
8 tahun
|
5 tahun
|
3 tahun
|
Sangat
pendek
|
Sangat
pendek
|
b.
Hanya terbuka terhadap angin
dan iklim tetapi dilindungi terhadap air dan kelemasan.
|
20 tahun
|
15 tahun
|
10 tahun
|
Beberapa
tahun
|
Sangat
pendek
|
c.
Di bawah atap tidak terkena
dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelemasan
|
Tak
terbatas
|
Tak
terbatas
|
Sangat lama
|
Beberapa
tahun
|
Pendek |
d. seperti c, tetapi terpelihara dengan baik, dicat
|
Tak
terbatas
|
Tak
terbatas
|
Tak
terbatas
|
20 tahun
|
20 tahun
|
Serangan oleh rayap
|
Tidak
|
Jarang
|
Agak cepat
|
Sangat
cepat
|
Sangat
cepat
|
Serangan oleh bubuk kayu kering
|
Tidak
|
Tidak
|
Hampir
tidak
|
Cepat
|
Sangat
cepat
|
Kelas awet kayu adalah kemampuan daya tahan kayu tehadap situasi
tertentu. Berikut adalah tabel kelas awet kayu
2. Kelas berdasarkan kekuatan atau kelas kuat
kelas kuat ditentukan oleh :
a.
berat jeins kering udara kayu
tersebut
b.
keteguhan lentur mutlak kayu
tersebut
c.
keteguhan tekan mutlak kayu
tersebut
3. Kelas berdasarkan berat kayu atau kelas berat
Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu
benda ditentukan oleh massa dan volume tertentu.
Kelas berat
|
Kelas berat
|
a. sangat berat
|
lebih berat dari 0,90
|
b. berat
|
0,75 – 0,90
|
c. agak berat
|
0,69 – 0,75
|
d. ringan
|
lebih kecil dari 0,65
|
2.3. TEORI
KAYU
Cacat-cacat kayu
Cacat kayu dapat menimbulkan akibat sampingan yang
serius terhadap kekuatan, kekakuan dan keindahan kayu. Perubahan tersebut
karena penyusutan, dapat kita tinjau dari tiga arah penampang kayu yaitu :
a.
Tangensial
penampang menyinggung arah melintang tumbuh dengan arah penyusutan
bervariasi antara 4,3 – 14 %.
b.
Radial
penampang yang melintang lingkaran tumbuh dengan besar angka
penyusutan antara 2,1 – 18 %.
c.
Aksial
penampang dalam arah memanjang kayu dengan besar angka arah
penyusutan antara 0,1 – 0,3 %.
Macam-macam retakan pada kayu :
a.
Retakan cekung
Retakan cekung bisa timbul memeanjang pada kayu. Hal ini
disebabkan oleh benturan yang terjadi sewaktu pohon ditebang/terpaan angin
kencang selagi pohontumbuh. Pohon sebaiknya ditebang pada musim dingin sewaktu
dahan-dahan sudah melepaskan daunnya,karena dalam keadaan demikian ia lebih
ringan daripada di musim panas dan kerusakan kayu ketika membentur tanah akan berkurang.
b. Retakan hati
kayu
Retakan hati kayu melintari jari-jari teras, hal ini
disebakan karena kayu dibiarkan terlalu lama dalam bentuk gelondongan sebelum
dilakukan pengubahan/karena proses pengurangan yang jelek.
c. Retakan bintang
Retakan
bintang timbul jika beberapa retakan hati kayu mulai pada bagian yang sama pada
hati kayu. Adanya retakan yang berbentuk
bintang pada sebatang kayu gelondongan menunujakan bahwa kayu tersebut
dibiarkan terlalu lam sebelum dilakukan pengubahan.
d.
Celah-celah
Celah-celah di
bagian dalam disebabkan oleh cara pengeringan yang jelek. Ada kalanya kayu mengering tanpa menunjukan
perubahan lebar asal. Ketika bagian dalam mengering ia akan menyusut, dan
retakan biasa timbul di bagian dalam.
e.
Pecah-pecah di bagian ujung
Pecah dimulai pada
bagian ujung dan menjalar sepanjang permukaan kayu. Pecah-pecah ini biasa
terjadi pada kayu yang dikeringkan secara alami.
f.
Pecah-pecah pada permukaan
g.
Pecah dangkal meluas sepanjan
serat di permukaan pecah ini menyebabkan tektur permukaan menjadi jelek.
Macam-macam cacat kayu setelah penggergajian akibat penyusutan :
a.
Spring yaitu perubahan bentuk
melengkung arah memanjang pada bagian tepi/sisi kayu
b.
Bow (bentuk busur) yaitu
perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian permukaan.
c.
Cup (bentuk mangkuk) yaitu
perubahan bentuk melengkung pada arah melebar kayu.
d.
Twist (melenting) yaitu
pemutiran melenting perubahan kayu berlawanan arah pada masing-masing ujung.
e.
Pecah permukaan (surface
checks) yaitu peceh-pecah dangkal yang meluas sepanjang serat kayu baik yang
dipermukaan kayu maupun di ujung-ujung kayu.
f.
Pecah ujung (end split) yaitu
pecah yang mulai dari ujung hingga menjalar sepanjang pohon.
Macam-macam cacat alami dari pohon :
a.
mata kayu sehat yaitu mata kayu
yang tidak busuk, penampang keras, tumbuh kokoh dan rapat pada kayu, berwarna
sama atau lebih gelap dengan kayu sekitarnya
b.
Mata kayu lepas yaitu mata kayu
ayng tidak dapat tumbuh rapat, biasanya pada proses penggergajian mata kayu
mudah lepas dan tidak ada gejala busuk.
c.
Mata kayu busuk yaitu mata kayu
yang biasanya bergerombol pada bagian-bagian kayu yang lunak atau rapuh
berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya.
d.
Serangga perusak kayu yaitu
cacat kayu yang terjadi oleh binatang perusak antara lain : serangga, kumbang,
ulat dan lebah
e.
Cacat kayu gubal yaitu cacat
kayu yang terjadi bila pada saat penebangan belum cukup umur kemudian dalam
jangka waktu yang lama sedang kulitnya tidak dikupas.
Cacat-cacat kayu tersebut dapat mengakibatkan adanya perlemahan pada
kayu. Untuk mengatasi perlemahan tersebut ada beberapa cara yaitu :
a.
Mudah terbakar diatasi dengan
diberi pelapis seperti cat dan penyimpanannya jauh dari api.
b.
Kembang susut diatasi dengan
pemasangan dengan cara berselang-seling.
c.
Mudah lapuk karena serangga
diatasi dengan merendam dlam suatu bahan yang dapat mengawetkan serta disemprot
dengan cat.
d.
Tidak homogen diatasi dengan
sistem konveksi atau dengan pembelahan kayu.
e.
Tidak tahan terhadap cuaca
diatasi dengan menghindari tempat terbuka yang terlindungi dari panas dan hujan
serta penumpukan yang sesuai dnegan ketentuan dan syarat-syaratnya.
2.4 Metode pengergajian kayu
Tujuan dari penggergajian ini yaitu merubah kayu dolk yang
panjangnya berkisar 4 –5 meter menjadi ukuran-ukuran tertentu.
1. Penggergajian langsung (sawing
through/tanguncut)
Kayu dolk diubah menjadi ukuran papan dengan menggergaji
sejajar tanpa memutar kayu dolk.
Keuntungannya yaitu cara yang cepat, murah dan mudah.
Kerugiannya yaitu papan akan cenderung melengkung.
2. Penggergajian memutar (sawing
around)
Membelah pada kira-kira pada posisi tangensial terhadap lingkaran
tahun. Cara ini menyangkut pemutaran dolk selama proses penggergajian.
Keuntungannya yaitu tidak mudah pecah ketika dipaku dan tekstur
serat kelihatan bagus.
Kerugiannya yaitu cenderung untuk melengkung, cacat kayu kelihatan
melintang dipermukaan kayu serta penyusutan terjadi pada arah melebar.
3. Penggergajian seperempat (quarter
sawing)
Penggergajian ini bertujuan untuk mendapatkan papan yang
terhidar dari melengkung dan cocok untuk sambungan lidah dan alur.
Keuntungannya yaitu kayu sedikit mengalami perlengkungan.
Kerugiannya yaitu kayu banyak terbuang oleh
penggergajian, cenderung mudah pecah bila dipaku dari permukaan serta tesktur
kayu kurang dekoratif.
2.5 Sambungan-sambungan kayu
Macam-macam sambungan kayu :
1.
Sambungan kayu arah memanjang
a.
sambungan bibir lurus
b.
sambungan miring berkait
c.
sambungan bibir berkait
d.
sambungan pen miring
2.
Sambungan kayu arah melebar
a.
sambungan alur dan lidah
b.
sambungan lidah lepas
c.
sambungan dengan sekrup
d.
sambungan mulut ikan
3.
Sambungan kayu arah menyudut
a.
sambungan biasa
b.
sambungan jari
c.
sambungan ekor burung
4.
Sambungan kayu bentuk rangka
Alat-alat pengokoh
sambungan kayu antara lain :
1.
Paku
2.
Sekrup
3.
Mur dan baut
4.
Lem
5.
Alat pengokoh modern antara
lain : cincin, papan paku, dowel dan lain-lain
Cara pemasangan
sekrup :
1.
jika kayu lunak, kayu dibor
sebesar a dengan dalam c.
2.
jika kayu keras, kayu tersebut
dibor sebesar a dengan dalam c lalu dibor kembali sebesar b dengan dalam lebih
kurang dari d.
Cara pemasangan lem :
1.
Untuk lem kuning digunakan
pengencer thinner lalu dioleskan seluruhnya dan ditunggu sampai kering kemudian
ditempelkan dengan kayu yang telah dioleskan dan langsung dipress dengan
menggunakan klem.
2.
Untuk lem putih digunakan
pengencer air bening lalu dioleskan seluruhnya kemudian ditempelkan dengan kayu
yang telah dioleskan dan langsung dipress dengan menggunakan klem.
2.6 Kusen
Kusen berfungsi sebagai tempat lalu lintas keluar masuk
orang atau barang serta untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan
yang lain. Kusen merupakan bagian suatu bangunan gedung, selain lubang pintu
dan jendela kusen juga diperlukan untuk lubang ventilasi maupun penerangan.
Kusen dapat terbuat dari aluminium, besi ataupun kayu.
Kusen aluminium banyak dipakai untuk bangunan umum atau bangunan komersial
karena pembuatannya mudah dan rapi serta dapat dipakai pada bangunan bertingkat
karena beratnya ringan dan tahan api. Sedangkan kusen kayu hanya dipakai untuk
rumah tinggal karena lebih artistik dan alami.
Bagian-bagian kusen :
1.
Ambang atas berfungsi sebagai
untuk menahan beban pasangan batu bata diatasnya.
2.
Tiang atau Ibu kusen berfungsi
sebagai pegengan atau tumpuan tempat daun pintu dipasang melalui engsel.
3.
Ambang tengah berfungsi sebagai
lubang ventilasi diatasnya.
4.
Ambang bawah berfungsi sebagai
lubang jendela.
5.
Kaki tiang atau duk berfungsi
sebagai untuk melindungi tiang bagian bawah dari air atau lembab agar tidak
lekas lapuk dengan menggunakan adukan 1 PC : 2 PS setinggi 10 - 15 cm.
6.
Sponing berfungsi sebagai untuk
merapikan hubungan daun pintu atau daun jendela dengan kusen agar tidak terjadi
celah pada pertemuan keduanya. Ukuran sponing dalamnya 1 - 1,5 cm sedangkan lebarnya
yaitu tebal daun pintu ditambah 3 mm agar tidak terjadi gesekan pada saat pintu
atau jendela dibuka maupun ditutup sehingga cat tidak cepat rusak.
7.
Sponing alur kapur berfungsi
sebagai pengikat antara kusen dengan dinding yang dibuat berbentuk seperti
mulut ikan atau persegi.
8.
Sponing plesteran berfungsi
sebagai untuk tidak terjadi celah yang tembus jika adanya penyusutan serta
untuk mempermudah pekerjaan finishing kusen maupun pintu.
9.
Angker berfungsi sebagai
memperkokoh kedudukan kusen terhadap tembok agar posisinya tidak goyah/berobah
sewaktu dipasang daun pintu. Angker digunakan besi berdiameter 8 - 10 mm dengna
panjang sama dengan batu bata namun bisa dipasang paku berukuran 10 - 15 cm
dengan jumlah yang banyak. Angker dipasang pada tepi tiang bagian luar yang
berhubungan dengan tembok dan juga dipasang pada bagian ujung bawh tiang untuk
memperkokoh hubungan tiang dengan duk (sepatu tiang).
2.7 Finishing
Tujuan dari finishing yaitu :
- Memperindah pekerjaan
- Melindungi benda kerja terhadap benda cair, cuaca dan sinar.
- Menarik perhatian bagi yang melihatnya.
Tuntutan hasil finishing yang harus dipenuhi antara lain :
- Tahan terhadap alkohol, air dan asam.
- Tahan terhadap goresan.
- Tahan sinar
- Tahan panas.
Penghalang daya lekat bahan finishing :
- Minyak, malam (lilin), damar.
- Bahan pengawet.
- Cat, vernis.
- Kadar air yaang terlalu tinggi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk finishing yang baik :
- telitilah warna, serat kayu/finir yang harus diperhatikan.
- Jika kita memfinishing suatu benda kerja yang traansfaran warna kayu berbeda, misalnnya kayu gubal hendaknya harus disamakan dahulu.
- Perubahan warna kayu yang sering disebabkan oleh panas, sinar, air, dan sebagainya, hal ini terjadi pada jenis kayu yang banyak mengandung zat warna, untuk mengatasi hal tersebut biasanya dilakukan penutupan dengan bahan dasar
BAB III
PERALATAN-PERALATAN KERJA KAYU
A. Kerja Kayu Menggunakan Alat-alat Tangan
1. Alat tempat menukang (meja kerja)
Digunakan sebagai tempat pengerjaan kayu, seperti penggergajian,
pengetaman, dan pemahatan. Meja ini juga digunakan untuk menyimpan alat-alat.
Ukuran tinggi meja kerja adalah im dan panjang 2.5m.
1.
GERGAJI
2.1. Gergaji
tangan
Macam-macam gergaji tangan yaitu :
a.
Gergaji Pemotong
Gergaji tangan pemotong dipergunakan untuk memotong kayu, dan arah
menggergaji adalah tegak luruns terhadap
urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk 4 derajat terhadap permukaan
kayu.
b.
Gergaji Pembelah
Gergaji tangan pembelah dipergunakan
untuk membelah kayu dan arah menggergaji searah dengan arah urat kayu, sedangkan
posisi gergaji berbentuk sudut 60 derajat terhadap permukaan kayu
2.2. Gergaji Punggung
Gergaji punggung terbuat dari baja
yang sangat tipis dan pada bagian atasnya atau punggungnya diberi tulang.
Tulang ini gunanya supaya daun gergaji cukup kaku. Gergaji punggung sering
digunakan pada pekerjaan kayu yang kecil-kecil dan yang halus-halus, misalnya
pada pembuatan purus, membuat serongan 45 derajat terutama pada pembuatan mebel.
2.
KETAM
3.1. Ketam pendek kasar (Jack Plane)
Alat ini berguna untuk menghilangkan permukaan kayu yang kasar bekas
gergajian atau bekas pemotongan.
3.2. Ketam pendek halus
Alat ini berguna untuk menghaluskan permukaan kayu yang
sudah diketam terlebih dahulu barulah ketam pendek halus.
3.3. Ketam panjang
Alat ini berguna untuk menetam kayu yang panjang-panjang
supaya permukaan kayu itu menjadi lebih kurus
3.4. Ketam sponing
Ketam sponing terdapat dua macam yaitu :
a.
ketam sponing tetap, besarnya
tidak dapat dirubah. Rumah ketam sponing macam ini mempunyai berbagai ukuran
besarnya, sesuai dengan mata ketam. Ketam ini digunakan untuk membuat sponing
untuk pada posisi sudut yang searah dengan arah urat kayu.
b.
Ketam sponing dapat diatur
berfungsi sama dengan ketam sponing tetap
3.5. Ketam alur/bajak
Ketam alur/bajak tetap tidak mempunyai pengatur lebar ,
sedangakn ketam alur dapa diatur mempunyai pengatur lebar dan dalamnya
pengetaman.
4.
PAHAT
Pahat ialah suatu alat untuk memotong
serat kayu. Berdasarkan pekerjaan pemotongan yang bermacam-macam, maka
dibuatlah bentuk-bentuk pahat-pahat yang disesuikan dengan pekerjaan tersebut
antara lain :
4.1. Pahat tusuk
-
gunanya untuk menusuk kayu.
-
sudut penajaman dari 30 hingga
35 derajat atau dapat juga dengan ketentuan lain yaitu dua kali tebal pahat.
-
sisi penusuk dari mata pahat
dibuat lengkung sedikit, menjaga supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam.
-
ukuran pahat tusuk pada sisi
lebarnya mulai dari 1/8” hingga 5/8” dengan kenaikan masing-masing 1/8” dan
dari ¾” sampai dengan 2” dengan kenaikan masing-masing ¼”
4.2. Pahat Lubang
-
pahat lubang terdiri dari :
- pahat lubang tipis
- pahat lubang berpunggung
- pahat lubang besar
-
kepala tangkai pahat lubang
dibuat demikian bentuknya untuk lebih mudahnya bila dipukul dengan palu kayu.
-
pahat lubang tiis gunanya untuk
membuat lubang-lubang yang kecil-kecil,
seperti halnya membuat lubang daun jendela atau pintu.
-
sudut mata pahat lubang sama
dengan pahat tusuk yaitu 30 derajat sampai dengan 35 derajat.
-
pahat lubang berpunggung dan
pahat lubang besar, dangkal seperti pekerjaan membuat lubang ambang kesen pintu
atau jendela.
4.4.Pahat kuku
-
Guna dari pahat kuku cekung
ialah untuk memahat tusuk sisi yang berbentuk cekung.
-
Pahat cembung digunakan untuk
membersihkan sisi-sisi alur yang dibuat bundaran buntu atau pekerjaan pemahatan
lain.
4.5.Pahat engsel
-
Gunanya untuk memahat lubang
yang sempit-sempit, seperti memasang engsel bersayap
-
Pahat ini tidak bertangkai.
-
Bentuk pahat engsel ini
mempunyai tiga punggung yang menonjol, sehingga ada ruangan diatara
punggung-punggung itu untuk mengeluarkan sisi pemahatan.
4.6.Pahat pukul
Digunakan untuk membuat sambungan.
Pada pahat pukul dilengkapi cinicn pada gagangnya, ini berguna agar waktu
kepala pahat dipukul tidak pecah.
B. Alat-alat bantu
1.
Siku
Gunanya untuk menarik garis lukisan
pada kayu pekerjaan di atas permuikaan dengan garis siku (90 derajat) terhadap
bidang lain yang telah diberi tanda pating. Juga untuk memeriksa bidang
permukaan kayu yang sedang diketam apa sudah lurus, rata dan siku erhadap
bidang lain.
2.
Meteran lipat
Suatu meteran yang dapat dilipat
dalam 4 @ 8 lipatan, pada umumnya terbuat dari kayu tipis dilengkapi dengan
lipatan engsel dari abaj atau kuningan, panjangnya 1 @ 2 meter. Digunakan untuk
pengukuran yang agak panjang dan besar dari dolok kayu yang akan
dikerjakan.
3.
Palu
Ada bermacam-macam jenis palu yaitu :
3.1.
Palu kayu
Terdiri dari dua bagian yaitu
kepala dan tangkai. Bahan untuk kepala
dan tangkainya harus dibuat dari kayu yang padat dan kenyal sehingga sukar
untuk dapat belah . palu kayu digunakan untuk memukul benda kerja dari kayu.
3.2.
Palu Besi
Menurut bentuknya terdapat dua jenis
yaitu :Palu pantak dan palu kuku atau disebut palu kaki kambing.
4.
Perusut
Perusut tunggal digunakan untuk
melukis satu garis sejajar terhadap sisi bidang kayu memanjang yang telah
diketam, sedangkan perusut kembar dapat melukis dua garis sejajar sesuai dengan
jarak dua garis yang telah ditentukan, seperti menarik garis sponing dengan
perusut tunggal sedang lebar lubang sambungan dengan perusut kembar.
5.
obeng min
6. Jangka
Gunanya untuk melukis
lingkaran-lingkaran kecil dan dpat pula digunakan untuk memindahkan ukuran pada
bidang permukaan kayu pekerjaan.
7. Kikir kayu
Kegunaannya yaitu untuk mengikir
benda-benda pekerjaan yang sulit diketam ataupun dipahat sehubungan dengan
terdapatnya serat-serat kayu yang bolak-balik atau pada bidang permukaan kayu
yang terdapat mata kayu. Alat yang lebih baik dari kikir kayu ialah ketam
parud.
8. Penjepit atau klem
Ada 3 macam bentuk klem yaitu :
8.1. Penjepit panjang
Berukuran dari ½ “ sampai 2 ½ “ m
panjangnya. Blok penahan dapat digeser-geser dengan dipaksa oleh sepotong besi
bulat ke dalam lubang-lubang yang terdapat pada batang penjepit panjang sedang
blok penjepit didorong oleh uliran yang dipasang pada kepala penjepit dengan
diputar menggunakan tangkai pemutar. Alat ini digunakan untuk merapatkan suatu
sambungan kayu yang lebarnya lebih dari 1 m samapai dengan 2 ½ m.
8.2. Penjepit berbentuk huruf f dan c
Keduanya berfungsi sama sebagai alat
penjepit dalam jaraj pendek atau sambungan –sambungan pendek terdiri dari blok
penahan tetap dan blok penjepit yang dapat diatur melalui batang ulir yang
dihubungkan dengan tangkai pemutar.
9. Pensil
Berfungsi untuk pemberian tanda dores
atau penggambarab yang tidak membutuhkan ketelitian yang detail.
C. ALAT-ALAT MESIN KAYU
Mesin
Gergaji Bundar (circular saw)
Gunanya :
Pekerjaan pokok :
a.
memotong kayu (cross cutting)
b.
membelah kayu (ripping)
c.
mengiris kayu (resawing)
Mesin Ketam
Perata (surfacer)
Gunanya :
Pekerjaan pokok :
a.
mengetam rata dan lurus
permukaan kayu
b.
mengetam rata dan lurus,
siku-siku sisi tebal kayu
Mesin router
Gunanya :
a. Membuat sponing
b. Membuat profil
c. Membuat alur
BAB IV
URAIAN PRAKTIKUM
4.1. Latihan Dasar
Mengetam dan Menggergaji
Tujuan :
1.
Agar mahasiswa mengetahui cara
menggunakan peralatan tangan atau manual.
2.
Agar mampu mengetam lurus, rata
dan siku serta sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
3.
Mampu melukis atau memberi
tanda gores pada benda kerja.
4.
Mampu memotong dan membelah
kayu dengan menggunakan gergaji tangan atau manual.
Peralatan yang digunakan :
1.
gergaji belah 6. Klem F
2.
gergaji potong 7. siku-siku
3.
ketam perata 8. perusut
4.
mistar kayu 9. obeng
5.
pensil
Bahan yang digunakan :
Kayu meranti ukuran 5 x 7 x 55 cm
Langkah kerja :
1.
Mempersiapkan peralatan dan
bahan.
2.
Mengetam muka kayu I hingga
lurus, rata.
3.
Mengecek muka kayu I dengan
mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak ada
bayangan.
4.
Mengetam muka kayu II hingga
lurus, rata dan siku dengan muka kayu I.
5.
Mengecek muka kayu II dengan
berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
6.
Kemudian memberi tanda dengan
perusut dengan ukuran 6 cm untuk muka kayu III.
7.
Mengetam muka kayu III hingga
lurus, rata dan siku terhadap muka kayu II.
8.
Memeriksa muka kayu III dengan
siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
9.
Memberi tanda dengan perusut
untuk muka kayu IV dengan ukuran 4 cm
10.
Mengetam muka kayu IV hingga
lurus, rata dan siku terhadap muka kayu I dan muka kayu III.
11.
Melukis benda kerja dengan
pensil.
12.
Menggergaji potong benda kerja
dengan menggunakan gergaji potong sampai batas lukisan, kemudian menggergaji
belah benda kerja dengan menggunakan gergaji belah serta menggegaji miring
benda kerja dengan menggunakan gergaji punggung.
4.2. Latihan Membuat
sambungan bibir miring berkait
Tujuan :
1. Agar mampu
menjelaskan jenis dan fungsi sambungan kayu.
2. Mampu
menjelaskan syarat-syarat sambungan kayu.
3. Mampu
menggunakan peralatan tangan.
4. Mempu
membuat salah satu jenis sambungan kayu pada konstruksi kayu.
Peralatan :
1.
gergaji belah 7. siku-siku
2.
gergaji potong 8. perusut
3.
ketam perata 9. obeng
4.
mistar kayu 10. palu
kayu
5.
pensil 11. pahat
6.
klem F
Bahan yang digunakan :
1.
kayu ukuran 5 x 7 x 55 cm
2.
sekrup
Langkah kerja :
1.
Mempersiapkan peralatan dan
bahan.
2.
Mengetam muka kayu I hingga
lurus, rata.
3.
Mengecek muka kayu I dengan
mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak ada
bayangan.
4.
Mengetam muka kayu II hingga
lurus, rata dan siku dengan muka kayu I.
5.
Mengecek muka kayu II dengan
berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
6.
Kemudian memberi tanda dengan
perusut dengan ukuran 6 cm untuk muka kayu III.
7.
Mengetam muka kayu III hingga
lurus, rata dan siku terhadap muka kayu II.
8.
Memeriksa muka kayu III dengan
siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
9.
Memberi tanda dengan perusut
untuk muka kayu IV dengan ukuran 4 cm
10.
Mengetam muka kayu IV hingga
lurus, rata dan siku terhadap muka kayu I dan muka kayu III.
11. Melukis benda kerja dengan pensil.
12.
Menggergaji miring benda kerja
mengikuti garis kerja pada benda kerja.
13.
Memahat benda kerja dengan
menggunakan pahat pukul kemudian dibantu dengan menggunakan pahat tusuk.
14.
Memasangkan benda kerja A
dengan benda kerja B yang telah dibentuk.
15.
Memeriksa kembali hasil kerja
apabila kurang sempurna.
4.3. Membuat Kozen
Tujuan :
1.
Dapat menentukan dimensi kusen
pintu.
2.
Mengetahui sambungan-sambungan
pada kusen pintu.
3.
Menentukan dan mengoperasikan
mesin-mesin kerja kayu.
4.
Membuat kusen pintu dengan
hasil yang baik.
Peralatan yang digunakan :
1.
Mesin gergaji bundar. 9. Meteran
2.
Mesin ketam perata. 10. Pensil
3.
Mesin penebal. 11.
Pahat
12. Mistar siku
4.
Mesin pembentuk.
5.
Klem F.
Bahan yang digunakan :
Kayu ulim 5x7x55cm
Langkah kerja :
1.
Mempersiapkan peralatan dan
bahan.
2.
Mengetam muka kayu I hingga
lurus, rata dengan menggunakan mesin ketam perata.
3.
Mengecek muka kayu I dengan
mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak ada
bayangan.
4.
Mengetam muka kayu II hingga
lurus, rata dan siku dengan muka kayu I dengan menggunakan mesin ketam perata.
5.
Mengecek muka kayu II dengan
berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
6.
Kemudian mengetam kayu dengan
menggunakan mesin penabal dengan ukuran ukuran 4cm untuk muka kayu III.
7.
Memeriksa muka kayu III dengan
siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
8.
Kemudian mengetam kayu dengan
menggunakan mesin penebal dengan ukuran ukuran 6cm untuk muka kayu IV.
9.
Melukis benda kerja dengan
pensil.
10.
Memotong dan membelah kayu
sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
11. Memasang kusen
4.4 latihan
membuat sambungan pen paku dan sambungan lidah melebar kayu
Tujuan :
Untuk mengetahui
cara memperlebar kayu
Peralatan yang
digunakan :
1.
mesin gergaji bundar
2.
mesin ketam perata
3.
ketam sponing
4.
mistar lipat
5.
palu
bahan yang
digunakan :
kayu ukuran
langkah kerja :
1.
Mempersiapkan peralatan dan
bahan.
2.
memotong kayu menjadi 3 bagian
3.
Mengetam muka kayu I hingga
lurus, rata dengan menggunakan mesin ketam perata.
4.
Mengecek muka kayu I dengan
mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak ada bayangan.
5.
Mengetam muka kayu II hingga
lurus, rata dan siku dengan muka kayu I dengan menggunakan mesin ketam perata.
6.
Mengecek muka kayu II dengan
berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
7.
Kemudian mengetam kayu dengan
menggunakan mesin penabal dengan ukuran ukuran 4cm untuk muka kayu III.
8.
Memeriksa muka kayu III dengan
siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
9.
Kemudian mengetam kayu dengan
menggunakan mesin penebal dengan ukuran ukuran 6cm untuk muka kayu IV.
10.
melukis kayu
11.
memasang sambungan
4.5 Finishing
Tujuan dari finishing yaitu :
- Memperindah pekerjaan
- Melindungi benda kerja terhadap benda cair, cuaca dan sinar.
Menarik perhatian bagi yang melihatnya
Peralatan yang digunakan :
1.
amplas
bahan :
1.
dempul
2.
triplek
3.
cat minyak
4.
cat kilap
langkah kerja :
1.
siapkan alat dan bahan
2.
penguasaan bahan
3.
amplas kasar
4.
dempul
5.
amplas kasar
6.
mengecat
7.
amplas halus
8.
politu
BAB V
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
a.
Mengetahui dan dan dapat
menggunakan peralatan kerja baik tangan maupun mesin dengan baik dan benar.
b.
Mengetahui langkah-langkah
kerja dalam pembuatan benda kerja kayu.
c.
Ketelitian, konsentrasi dan
keselamtan harus benar-benar diperhatikan untuk mencapai hasil yang maksimal.
5.2.SARAN
a.
Hendaknya dalam bekerja harus
mengutamakan keselamatan kerja.
b.
Ikutilah prosedur yang telah
ditentukan.
c.
Kerjakan sesuai dengan
instruksi dari instruktur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar