Jumat, 04 Maret 2016

LAPORAN BENGKEL : Kerja Kayu I



LAPORAN KERJA KAYU 1


 https://orasibisnis.files.wordpress.com/2010/11/newlogo-poly.jpg

DISUSUN OLEH :
                   NAMA                 : ANAZTHASYA
                   KELAS                : 1 SA
                   NIM                     : 061430100001


POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2014





BAB I

PENDAHULUAN
1.1.  Latar belakang
Dalam konstruksi jembatan, gedung, bendungan dan lain-lain perlu diperhatikan tentang hal-hal yang menyangkut bagaimana mengetahui letak yang baik dan cocok dengan rencana yang diinginkan, serta bagaimana cara mendapatkan hasil yang maksimal.
            Untuk itu diperlukan ilmu yang mempelajari tentang struktur kayu dan sambungan kayu serta mengerti akan konstruksi kayu tersebut. Maka dari itu diperlukan latihan-latihan tentang konstruksi kayu.

1.2. Tujuan dan manfaat
            Untuk mendapatkan kekuatan dan konstruksi yang baik dan benar. Dan tujuan dari pekerjaan tersebut untuk memahami dan mengetahui pekerjaan-pekerjaan pada kerja kayu.

1.3  Metode pembahasan
            Metode pembahasan dilakukan dengan menggunakan suatu metode studi literature, yaitu dengan mengumpulkan data-data dari berbagai macam buku yang berhubungan dengan permasalahan serta dengan menggunakan metode pengambilan data-data di lapangan pada saat melaksanakan pekerjaan kayu.

BAB II


URAIAAN DASAR TEORI


2.1. PENGENALAN BAHAN

Kayu adalah bahan konstruksi yang diperoleh dari tumbuhan di alam, yang juga tidak hanya merupakan bahan konstruksi pertama, tetapi juga mungkin yang terakhir dalam suatu konstruksi. Kayu merupakan bahan konstruksi yang dapat diperbaharui. Melihat dan luas dan pentingnya benda-benda yang terbuat dari kayu maka diperlukan keahlian dan tehnik-tehnik tertentu dalam proses pembuatan benda-benda konstruksi kayu tersebut.
Konstruksi kayu memiliki kegunaan antara lain sebagai berikut :
  1. sebagai konstruksi berat
misal : jembatan dan bangunan gedung tinggi
  1. sebagai konstruksi sedang
misal : bangunan rumah tinggal
  1. konstruksi komponen bangunan
misal : kusen pintu dan kusen jendela, daun pintu dan jendela dan kuda-kuda
  1. konstruksi komponen bangunan
misal : meja, lemari, kursi dan lain-lain


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pengerjaan konstruksi kayu antara lain :
  1. industri bangunan
  2. teknologi kayu dan bahan-bahan
  3. alat-alat pengokoh
  4. pengetahuan alat-alat perkakas dan peralatan mesin
  5. sambungan-sambungan kayu
  6. konstruksi rangka atap dan rangka dinding
  7. finshing
Kayu untuk keperluan konstruksi mempunyai sifat yang menguntungkan dan merugikan yaitu :
keuntungan kayu antara lain :
  1. Mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh listrik dan bahan kimia
  2. Kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah
  3. Mudah dalam pengerjaan
d.      Mudah didapat dalam waktu yang relatif singkat
  1. Murah dan dapat mudah diganti
kerugian-kerugian kayu antara lain :
  1. Struktur kurang homogen
  2. Dapat memuai dan menyusut
  3. Mudah terbakar
  4. cepat lapuk
  5. Mempunyai cacat-cacat kayu
2.2. KLASIFIKASI KAYU
1. Kelas berdasarkan keawetan
KELAS AWET
I
II
III
IV
V
a.   Selalu berhubungan dengan  tanah lembab
8 tahun
5 tahun
3 tahun
Sangat pendek
Sangat pendek
b.   Hanya terbuka terhadap angin dan iklim tetapi dilindungi terhadap air dan kelemasan.
20 tahun
15 tahun
10 tahun
Beberapa tahun
Sangat pendek
c.   Di bawah atap tidak terkena dengan tanah lembab dan dilindungi terhadap kelemasan
Tak terbatas
Tak terbatas
Sangat lama
Beberapa tahun

Pendek

d.  seperti c, tetapi terpelihara dengan baik, dicat
Tak terbatas
Tak terbatas
Tak terbatas
20 tahun
20 tahun
Serangan oleh rayap
Tidak
Jarang
Agak cepat
Sangat cepat
Sangat cepat
Serangan oleh bubuk kayu kering
Tidak
Tidak
Hampir tidak
Cepat
Sangat cepat
Kelas awet kayu adalah kemampuan daya tahan kayu tehadap situasi tertentu. Berikut adalah tabel kelas awet kayu

2. Kelas berdasarkan kekuatan atau kelas kuat
kelas kuat ditentukan oleh :
a. berat jeins kering udara kayu tersebut
b.      keteguhan lentur mutlak kayu tersebut
c.       keteguhan tekan mutlak kayu tersebut
3. Kelas berdasarkan berat kayu atau kelas berat   
Kelas berat ditentukan oleh faktor berat jenis kayu dan berat suatu benda ditentukan     oleh massa dan volume tertentu.
Kelas berat
Kelas berat
a. sangat berat
lebih berat dari 0,90

b. berat           
0,75 – 0,90
c. agak berat
0,69 – 0,75

d. ringan
lebih kecil dari 0,65


2.3. TEORI KAYU
 Cacat-cacat kayu
Cacat kayu dapat menimbulkan akibat sampingan yang serius terhadap kekuatan, kekakuan dan keindahan kayu. Perubahan tersebut karena penyusutan, dapat kita tinjau dari tiga arah penampang kayu yaitu :
a.      Tangensial
penampang menyinggung arah melintang tumbuh dengan arah penyusutan bervariasi antara 4,3 – 14 %.
b.      Radial
penampang yang melintang lingkaran tumbuh dengan besar angka penyusutan antara 2,1 – 18 %.
c.       Aksial
penampang dalam arah memanjang kayu dengan besar angka arah penyusutan antara 0,1 – 0,3 %.

Macam-macam retakan pada kayu :
a.       Retakan cekung
Retakan cekung bisa timbul memeanjang pada kayu. Hal ini disebabkan oleh benturan yang terjadi sewaktu pohon ditebang/terpaan angin kencang selagi pohontumbuh. Pohon sebaiknya ditebang pada musim dingin sewaktu dahan-dahan sudah melepaskan daunnya,karena dalam keadaan demikian ia lebih ringan daripada di musim panas dan kerusakan kayu ketika membentur tanah akan berkurang.

b.   Retakan hati kayu
Retakan hati kayu melintari jari-jari teras, hal ini disebakan karena kayu dibiarkan terlalu lama dalam bentuk gelondongan sebelum dilakukan pengubahan/karena proses pengurangan yang jelek.
c.   Retakan bintang
      Retakan bintang timbul jika beberapa retakan hati kayu mulai pada bagian yang sama pada hati kayu. Adanya  retakan yang berbentuk bintang pada sebatang kayu gelondongan menunujakan bahwa kayu tersebut dibiarkan terlalu lam sebelum dilakukan pengubahan.
d.      Celah-celah
            Celah-celah di bagian dalam disebabkan oleh cara pengeringan yang jelek. Ada kalanya kayu mengering tanpa menunjukan perubahan lebar asal. Ketika bagian dalam mengering ia akan menyusut, dan retakan biasa timbul di bagian dalam.
e.       Pecah-pecah di bagian ujung
            Pecah dimulai pada bagian ujung dan menjalar sepanjang permukaan kayu. Pecah-pecah ini biasa terjadi pada kayu yang dikeringkan secara alami.
f.       Pecah-pecah pada permukaan
g.      Pecah dangkal meluas sepanjan serat di permukaan pecah ini menyebabkan tektur permukaan menjadi jelek.
Macam-macam cacat kayu setelah penggergajian akibat penyusutan :
a.       Spring yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian tepi/sisi kayu
b.      Bow (bentuk busur) yaitu perubahan bentuk melengkung arah memanjang pada bagian permukaan.
c.       Cup (bentuk mangkuk) yaitu perubahan bentuk melengkung pada arah melebar kayu.
d.      Twist (melenting) yaitu pemutiran melenting perubahan kayu berlawanan arah pada masing-masing ujung.
e.       Pecah permukaan (surface checks) yaitu peceh-pecah dangkal yang meluas sepanjang serat kayu baik yang dipermukaan kayu maupun di ujung-ujung kayu.
f.       Pecah ujung (end split) yaitu pecah yang mulai dari ujung hingga menjalar sepanjang pohon.

Macam-macam cacat alami dari pohon :
a.       mata kayu sehat yaitu mata kayu yang tidak busuk, penampang keras, tumbuh kokoh dan rapat pada kayu, berwarna sama atau lebih gelap dengan kayu sekitarnya
b.      Mata kayu lepas yaitu mata kayu ayng tidak dapat tumbuh rapat, biasanya pada proses penggergajian mata kayu mudah lepas dan tidak ada gejala busuk.
c.       Mata kayu busuk yaitu mata kayu yang biasanya bergerombol pada bagian-bagian kayu yang lunak atau rapuh berlainan dengan bagian-bagian kayu sekitarnya.
d.      Serangga perusak kayu yaitu cacat kayu yang terjadi oleh binatang perusak antara lain : serangga, kumbang, ulat dan lebah
e.       Cacat kayu gubal yaitu cacat kayu yang terjadi bila pada saat penebangan belum cukup umur kemudian dalam jangka waktu yang lama sedang kulitnya tidak dikupas.

 



 


Cacat-cacat kayu tersebut dapat mengakibatkan adanya perlemahan pada kayu. Untuk mengatasi perlemahan tersebut ada beberapa cara yaitu :
a.       Mudah terbakar diatasi dengan diberi pelapis seperti cat dan penyimpanannya jauh dari api.
b.      Kembang susut diatasi dengan pemasangan dengan cara berselang-seling.
c.       Mudah lapuk karena serangga diatasi dengan merendam dlam suatu bahan yang dapat mengawetkan serta disemprot dengan cat.
d.      Tidak homogen diatasi dengan sistem konveksi atau dengan pembelahan kayu.
e.       Tidak tahan terhadap cuaca diatasi dengan menghindari tempat terbuka yang terlindungi dari panas dan hujan serta penumpukan yang sesuai dnegan ketentuan dan syarat-syaratnya.


2.4  Metode pengergajian kayu
Tujuan dari penggergajian ini yaitu merubah kayu dolk yang panjangnya berkisar 4 –5 meter menjadi ukuran-ukuran tertentu.
1. Penggergajian langsung (sawing through/tanguncut)
Kayu dolk diubah menjadi ukuran papan dengan menggergaji sejajar tanpa memutar kayu dolk.
Keuntungannya yaitu cara yang cepat, murah dan mudah.
Kerugiannya yaitu papan akan cenderung melengkung.
2. Penggergajian memutar (sawing around)
Membelah pada kira-kira pada posisi tangensial terhadap lingkaran tahun. Cara ini menyangkut pemutaran dolk selama proses penggergajian.
Keuntungannya yaitu tidak mudah pecah ketika dipaku dan tekstur serat kelihatan bagus.
Kerugiannya yaitu cenderung untuk melengkung, cacat kayu kelihatan melintang dipermukaan kayu serta penyusutan terjadi pada arah melebar.
3. Penggergajian seperempat (quarter sawing)
Penggergajian ini bertujuan untuk mendapatkan papan yang terhidar dari melengkung dan cocok untuk sambungan lidah dan alur.
Keuntungannya yaitu kayu sedikit mengalami perlengkungan.
Kerugiannya yaitu kayu banyak terbuang oleh penggergajian, cenderung mudah pecah bila dipaku dari permukaan serta tesktur kayu kurang dekoratif.

2.5       Sambungan-sambungan kayu

Macam-macam sambungan kayu :
1.      Sambungan kayu arah memanjang
a.       sambungan bibir lurus
b.      sambungan miring berkait
c.       sambungan bibir berkait
d.      sambungan pen miring
2.      Sambungan kayu arah melebar
a.       sambungan alur dan lidah
b.      sambungan lidah lepas
c.       sambungan dengan sekrup
d.      sambungan mulut ikan

3.      Sambungan kayu arah menyudut
a.       sambungan biasa
b.      sambungan jari
c.       sambungan ekor burung
4.      Sambungan kayu bentuk rangka


Alat-alat pengokoh sambungan kayu antara lain :
1.      Paku
2.      Sekrup
3.      Mur dan baut
4.      Lem
5.      Alat pengokoh modern antara lain : cincin, papan paku, dowel dan lain-lain
Cara pemasangan sekrup :
1.      jika kayu lunak, kayu dibor sebesar a dengan dalam c.
2.      jika kayu keras, kayu tersebut dibor sebesar a dengan dalam c lalu dibor kembali sebesar b dengan dalam lebih kurang dari d.
Cara pemasangan lem :
1.      Untuk lem kuning digunakan pengencer thinner lalu dioleskan seluruhnya dan ditunggu sampai kering kemudian ditempelkan dengan kayu yang telah dioleskan dan langsung dipress dengan menggunakan klem.
2.      Untuk lem putih digunakan pengencer air bening lalu dioleskan seluruhnya kemudian ditempelkan dengan kayu yang telah dioleskan dan langsung dipress dengan menggunakan klem.

2.6 Kusen

Kusen berfungsi sebagai tempat lalu lintas keluar masuk orang atau barang serta untuk menghubungkan ruangan yang satu dengan ruangan yang lain. Kusen merupakan bagian suatu bangunan gedung, selain lubang pintu dan jendela kusen juga diperlukan untuk lubang ventilasi maupun penerangan.
Kusen dapat terbuat dari aluminium, besi ataupun kayu. Kusen aluminium banyak dipakai untuk bangunan umum atau bangunan komersial karena pembuatannya mudah dan rapi serta dapat dipakai pada bangunan bertingkat karena beratnya ringan dan tahan api. Sedangkan kusen kayu hanya dipakai untuk rumah tinggal karena lebih artistik dan alami.
Bagian-bagian kusen :
1.      Ambang atas berfungsi sebagai untuk menahan beban pasangan batu bata diatasnya.
2.      Tiang atau Ibu kusen berfungsi sebagai pegengan atau tumpuan tempat daun pintu dipasang melalui engsel.
3.      Ambang tengah berfungsi sebagai lubang ventilasi diatasnya.
4.      Ambang bawah berfungsi sebagai lubang jendela.
5.      Kaki tiang atau duk berfungsi sebagai untuk melindungi tiang bagian bawah dari air atau lembab agar tidak lekas lapuk dengan menggunakan adukan 1 PC : 2 PS setinggi 10 - 15 cm.
6.      Sponing berfungsi sebagai untuk merapikan hubungan daun pintu atau daun jendela dengan kusen agar tidak terjadi celah pada pertemuan keduanya. Ukuran sponing dalamnya 1 - 1,5 cm sedangkan lebarnya yaitu tebal daun pintu ditambah 3 mm agar tidak terjadi gesekan pada saat pintu atau jendela dibuka maupun ditutup sehingga cat tidak cepat rusak.
7.      Sponing alur kapur berfungsi sebagai pengikat antara kusen dengan dinding yang dibuat berbentuk seperti mulut ikan atau persegi.
8.      Sponing plesteran berfungsi sebagai untuk tidak terjadi celah yang tembus jika adanya penyusutan serta untuk mempermudah pekerjaan finishing kusen maupun pintu.
9.      Angker berfungsi sebagai memperkokoh kedudukan kusen terhadap tembok agar posisinya tidak goyah/berobah sewaktu dipasang daun pintu. Angker digunakan besi berdiameter 8 - 10 mm dengna panjang sama dengan batu bata namun bisa dipasang paku berukuran 10 - 15 cm dengan jumlah yang banyak. Angker dipasang pada tepi tiang bagian luar yang berhubungan dengan tembok dan juga dipasang pada bagian ujung bawh tiang untuk memperkokoh hubungan tiang dengan duk (sepatu tiang).

2.7 Finishing

Tujuan dari finishing yaitu :
  1. Memperindah pekerjaan
  2. Melindungi benda kerja terhadap benda cair, cuaca dan sinar.
  3. Menarik perhatian bagi yang melihatnya.
Tuntutan hasil finishing yang harus dipenuhi antara lain :
  1. Tahan terhadap alkohol, air dan asam.
  2. Tahan terhadap goresan.
  3. Tahan sinar
  4. Tahan panas.
Penghalang daya lekat bahan finishing :
  1. Minyak, malam (lilin), damar.
  2. Bahan pengawet.
  3. Cat, vernis.
  4. Kadar air yaang terlalu tinggi.
Faktor-faktor yang harus diperhatikan untuk finishing yang baik :
  1. telitilah warna, serat kayu/finir yang harus diperhatikan.
  2. Jika kita memfinishing suatu benda kerja yang traansfaran warna kayu berbeda, misalnnya kayu gubal hendaknya harus disamakan dahulu.
  3. Perubahan warna kayu yang sering disebabkan oleh panas, sinar, air, dan sebagainya, hal ini terjadi pada jenis kayu yang banyak mengandung zat warna, untuk mengatasi hal tersebut biasanya dilakukan penutupan dengan bahan dasar


BAB III

PERALATAN-PERALATAN KERJA KAYU

 

A. Kerja Kayu Menggunakan Alat-alat Tangan


1.    Alat tempat menukang (meja kerja)
            Digunakan sebagai tempat pengerjaan kayu, seperti penggergajian, pengetaman, dan pemahatan. Meja ini juga digunakan untuk menyimpan alat-alat. Ukuran tinggi meja kerja adalah im dan panjang 2.5m.

1.        GERGAJI
2.1. Gergaji tangan
Macam-macam gergaji tangan yaitu :
a.       Gergaji Pemotong
Gergaji tangan pemotong dipergunakan untuk memotong kayu, dan arah menggergaji adalah tegak luruns  terhadap urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk 4 derajat terhadap permukaan kayu.
b.      Gergaji Pembelah
Gergaji tangan pembelah dipergunakan untuk membelah kayu dan arah menggergaji searah dengan arah urat kayu, sedangkan posisi gergaji berbentuk sudut 60 derajat terhadap permukaan kayu

2.2. Gergaji Punggung
Gergaji punggung terbuat dari baja yang sangat tipis dan pada bagian atasnya atau punggungnya diberi tulang. Tulang ini gunanya supaya daun gergaji cukup kaku. Gergaji punggung sering digunakan pada pekerjaan kayu yang kecil-kecil dan yang halus-halus, misalnya pada pembuatan purus, membuat serongan 45 derajat terutama pada pembuatan  mebel.

2.        KETAM
3.1. Ketam pendek kasar (Jack Plane)
Alat ini berguna untuk menghilangkan permukaan kayu yang kasar bekas gergajian atau bekas pemotongan.
3.2. Ketam pendek halus
Alat ini berguna untuk menghaluskan permukaan kayu yang sudah diketam terlebih dahulu barulah ketam pendek halus.
3.3. Ketam panjang
Alat ini berguna untuk menetam kayu yang panjang-panjang supaya permukaan kayu itu menjadi lebih kurus
3.4. Ketam sponing
Ketam sponing terdapat dua macam yaitu :
a.       ketam sponing tetap, besarnya tidak dapat dirubah. Rumah ketam sponing macam ini mempunyai berbagai ukuran besarnya, sesuai dengan mata ketam. Ketam ini digunakan untuk membuat sponing untuk pada posisi sudut yang searah dengan arah urat kayu.
b.      Ketam sponing dapat diatur berfungsi sama dengan ketam sponing tetap
3.5. Ketam alur/bajak
Ketam alur/bajak tetap tidak mempunyai pengatur lebar , sedangakn ketam alur dapa diatur mempunyai pengatur lebar dan dalamnya pengetaman.     

4.      PAHAT
Pahat ialah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan pemotongan yang bermacam-macam, maka dibuatlah bentuk-bentuk pahat-pahat yang disesuikan dengan pekerjaan tersebut antara lain :
4.1. Pahat tusuk
-          gunanya untuk menusuk kayu.
-          sudut penajaman dari 30 hingga 35 derajat atau dapat juga dengan ketentuan lain yaitu dua kali tebal pahat.
-          sisi penusuk dari mata pahat dibuat lengkung sedikit, menjaga supaya sudut pahat tidak menusuk ke dalam.
-          ukuran pahat tusuk pada sisi lebarnya mulai dari 1/8” hingga 5/8” dengan kenaikan masing-masing 1/8” dan dari ¾” sampai dengan 2” dengan kenaikan masing-masing ¼”

4.2. Pahat Lubang
-          pahat lubang terdiri dari :
  1. pahat lubang tipis
  2. pahat lubang berpunggung
  3. pahat lubang besar
-          kepala tangkai pahat lubang dibuat demikian bentuknya untuk lebih mudahnya bila dipukul dengan palu kayu.
-          pahat lubang tiis gunanya untuk membuat lubang-lubang yang kecil-kecil,  seperti halnya membuat lubang daun jendela atau pintu.
-          sudut mata pahat lubang sama dengan pahat tusuk yaitu 30 derajat sampai dengan 35  derajat.
-          pahat lubang berpunggung dan pahat lubang besar, dangkal seperti pekerjaan membuat lubang ambang kesen pintu atau jendela.
4.4.Pahat kuku
-          Guna dari pahat kuku cekung ialah untuk memahat tusuk sisi yang berbentuk cekung.
-          Pahat cembung digunakan untuk membersihkan sisi-sisi alur yang dibuat bundaran buntu atau pekerjaan pemahatan lain.
4.5.Pahat engsel
-          Gunanya untuk memahat lubang yang sempit-sempit, seperti memasang engsel bersayap
-          Pahat  ini tidak bertangkai.
-          Bentuk pahat engsel ini mempunyai tiga punggung yang menonjol, sehingga ada ruangan diatara punggung-punggung itu untuk mengeluarkan sisi pemahatan.
4.6.Pahat pukul
Digunakan untuk membuat sambungan. Pada pahat pukul dilengkapi cinicn pada gagangnya, ini berguna agar waktu kepala pahat dipukul tidak pecah.

B. Alat-alat bantu

1.      Siku
Gunanya untuk menarik garis lukisan pada kayu pekerjaan di atas permuikaan dengan garis siku (90 derajat) terhadap bidang lain yang telah diberi tanda pating. Juga untuk memeriksa bidang permukaan kayu yang sedang diketam apa sudah lurus, rata dan siku erhadap bidang lain.
2.      Meteran lipat
Suatu meteran yang dapat dilipat dalam 4 @ 8 lipatan, pada umumnya terbuat dari kayu tipis dilengkapi dengan lipatan engsel dari abaj atau kuningan, panjangnya 1 @ 2 meter. Digunakan untuk pengukuran yang agak panjang dan besar dari dolok kayu yang akan dikerjakan. 
3.      Palu
Ada bermacam-macam jenis palu yaitu :
3.1.  Palu kayu
Terdiri dari dua bagian yaitu kepala  dan tangkai. Bahan untuk kepala dan tangkainya harus dibuat dari kayu yang padat dan kenyal sehingga sukar untuk dapat belah . palu kayu digunakan untuk memukul benda kerja dari kayu.
3.2.  Palu Besi
Menurut bentuknya terdapat dua jenis yaitu :Palu pantak dan palu kuku atau disebut palu kaki kambing.
4.      Perusut
Perusut tunggal digunakan untuk melukis satu garis sejajar terhadap sisi bidang kayu memanjang yang telah diketam, sedangkan perusut kembar dapat melukis dua garis sejajar sesuai dengan jarak dua garis yang telah ditentukan, seperti menarik garis sponing dengan perusut tunggal sedang lebar lubang sambungan dengan perusut kembar.
5.      obeng min
6. Jangka
Gunanya untuk melukis lingkaran-lingkaran kecil dan dpat pula digunakan untuk memindahkan ukuran pada bidang permukaan kayu pekerjaan.
7. Kikir kayu
Kegunaannya yaitu untuk mengikir benda-benda pekerjaan yang sulit diketam ataupun dipahat sehubungan dengan terdapatnya serat-serat kayu yang bolak-balik atau pada bidang permukaan kayu yang terdapat mata kayu. Alat yang lebih baik dari kikir kayu ialah ketam parud.

8. Penjepit atau klem
Ada 3 macam bentuk klem yaitu :
8.1. Penjepit panjang
Berukuran dari ½ “ sampai 2 ½ “ m panjangnya. Blok penahan dapat digeser-geser dengan dipaksa oleh sepotong besi bulat ke dalam lubang-lubang yang terdapat pada batang penjepit panjang sedang blok penjepit didorong oleh uliran yang dipasang pada kepala penjepit dengan diputar menggunakan tangkai pemutar. Alat ini digunakan untuk merapatkan suatu sambungan kayu yang lebarnya lebih dari 1 m samapai dengan 2 ½ m.


8.2. Penjepit berbentuk huruf f dan c
Keduanya berfungsi sama sebagai alat penjepit dalam jaraj pendek atau sambungan –sambungan pendek terdiri dari blok penahan tetap dan blok penjepit yang dapat diatur melalui batang ulir yang dihubungkan dengan tangkai pemutar.
9. Pensil
Berfungsi untuk pemberian tanda dores atau penggambarab yang tidak membutuhkan ketelitian yang detail.

C. ALAT-ALAT MESIN KAYU

Mesin Gergaji Bundar (circular saw)
Gunanya :
Pekerjaan pokok :
a.       memotong kayu (cross cutting)
b.      membelah kayu (ripping)
c.       mengiris kayu (resawing)
Mesin Ketam Perata (surfacer)
Gunanya :
Pekerjaan pokok :
a.       mengetam rata dan lurus permukaan kayu
b.      mengetam rata dan lurus, siku-siku sisi tebal kayu
Mesin router
Gunanya :
a. Membuat sponing
b. Membuat profil
c. Membuat alur



BAB IV
URAIAN PRAKTIKUM

4.1. Latihan Dasar Mengetam dan Menggergaji

Tujuan :
1.      Agar mahasiswa mengetahui cara menggunakan peralatan tangan atau manual.
2.      Agar mampu mengetam lurus, rata dan siku serta sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
3.      Mampu melukis atau memberi tanda gores pada benda kerja.
4.      Mampu memotong dan membelah kayu dengan menggunakan gergaji tangan atau manual.

Peralatan yang digunakan :
1.      gergaji belah                                  6. Klem F
2.      gergaji potong                               7. siku-siku
3.      ketam perata                                  8. perusut
4.      mistar kayu                                    9. obeng
5.      pensil

Bahan yang digunakan :
Kayu meranti ukuran 5 x 7 x 55 cm

Langkah kerja :
1.      Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2.      Mengetam muka kayu I hingga lurus, rata.
3.      Mengecek muka kayu I dengan mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak ada bayangan.
4.      Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu I.
5.      Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
6.      Kemudian memberi tanda dengan perusut dengan ukuran 6 cm untuk muka kayu III.
7.      Mengetam muka kayu III hingga lurus, rata dan siku terhadap muka kayu II.
8.      Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
9.      Memberi tanda dengan perusut untuk muka kayu IV dengan ukuran 4 cm
10.  Mengetam muka kayu IV hingga lurus, rata dan siku terhadap muka kayu I dan muka kayu III.
11.  Melukis benda kerja dengan pensil.


 








 

















12.  Menggergaji potong benda kerja dengan menggunakan gergaji potong sampai batas lukisan, kemudian menggergaji belah benda kerja dengan menggunakan gergaji belah serta menggegaji miring benda kerja dengan menggunakan gergaji punggung. 


4.2. Latihan Membuat sambungan bibir miring berkait
Tujuan :
1. Agar mampu menjelaskan jenis dan fungsi sambungan kayu.
2. Mampu menjelaskan syarat-syarat sambungan kayu.
3. Mampu menggunakan peralatan tangan.
4. Mempu membuat salah satu jenis sambungan kayu pada konstruksi kayu.

Peralatan :
1.      gergaji belah                                  7. siku-siku                             
2.      gergaji potong                               8. perusut
3.      ketam perata                                  9. obeng
4.      mistar kayu                                    10. palu kayu
5.      pensil                                             11. pahat
6.      klem F

Bahan yang digunakan :
1.      kayu  ukuran 5 x 7 x 55 cm
2.      sekrup
Langkah kerja :
1.      Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2.      Mengetam muka kayu I hingga lurus, rata.
3.      Mengecek muka kayu I dengan mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak ada bayangan.
4.      Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu I.
5.      Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
6.      Kemudian memberi tanda dengan perusut dengan ukuran 6 cm untuk muka kayu III.
7.      Mengetam muka kayu III hingga lurus, rata dan siku terhadap muka kayu II.
8.      Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
9.      Memberi tanda dengan perusut untuk muka kayu IV dengan ukuran 4 cm
10.  Mengetam muka kayu IV hingga lurus, rata dan siku terhadap muka kayu I dan muka kayu III.


11.   Melukis benda kerja dengan pensil.

 


12.  Menggergaji miring benda kerja mengikuti garis kerja pada benda kerja.
13.  Memahat benda kerja dengan menggunakan pahat pukul kemudian dibantu dengan menggunakan pahat tusuk.
14.  Memasangkan benda kerja A dengan benda kerja B yang telah dibentuk.
15.  Memeriksa kembali hasil kerja apabila kurang sempurna.

4.3. Membuat Kozen
Tujuan :
1.      Dapat menentukan dimensi kusen pintu.
2.      Mengetahui sambungan-sambungan pada kusen pintu.
3.      Menentukan dan mengoperasikan mesin-mesin kerja kayu.
4.      Membuat kusen pintu dengan hasil yang baik.

Peralatan yang digunakan :
1.      Mesin gergaji bundar.                                9. Meteran
2.      Mesin ketam perata.                                  10. Pensil
3.      Mesin penebal.                                          11. Pahat                                
12.  Mistar siku
4.      Mesin pembentuk.
5.      Klem F.

Bahan yang digunakan :
Kayu ulim 5x7x55cm
Langkah kerja :
1.      Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2.      Mengetam muka kayu I hingga lurus, rata dengan menggunakan mesin ketam perata.
3.      Mengecek muka kayu I dengan mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak ada bayangan.
4.      Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu I dengan menggunakan mesin ketam perata.
5.      Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
6.      Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penabal dengan ukuran ukuran 4cm untuk muka kayu III.
7.      Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
8.      Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penebal dengan ukuran ukuran 6cm untuk muka kayu IV.
9.      Melukis benda kerja dengan pensil.
10.  Memotong dan membelah kayu sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan.
11. Memasang kusen

4.4 latihan membuat sambungan pen paku dan sambungan lidah melebar kayu
           
Tujuan :
Untuk mengetahui cara memperlebar kayu
Peralatan yang digunakan :
1.      mesin gergaji bundar
2.      mesin ketam perata
3.      ketam sponing
4.      mistar lipat
5.      palu
bahan yang digunakan :
kayu ukuran
langkah kerja :

1.        Mempersiapkan peralatan dan bahan.
2.        memotong kayu menjadi 3 bagian
3.        Mengetam muka kayu I hingga lurus, rata dengan menggunakan mesin ketam perata.
4.        Mengecek muka kayu I dengan mistar siku-siku hingga apabila ditempelkan dengan muka kayu tidak ada bayangan.
5.        Mengetam muka kayu II hingga lurus, rata dan siku dengan muka kayu I dengan menggunakan mesin ketam perata.
6.        Mengecek muka kayu II dengan berpatokan muka kayu I dengan menggunakan mistar siku-siku.
7.        Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penabal dengan ukuran ukuran 4cm untuk muka kayu III.
8.        Memeriksa muka kayu III dengan siku-siku dengan berpatokan terhadap muka kayu II.
9.        Kemudian mengetam kayu dengan menggunakan mesin penebal dengan ukuran ukuran 6cm untuk muka kayu IV.
10.    melukis kayu
11.    memasang sambungan

4.5 Finishing
Tujuan dari finishing yaitu :
  1. Memperindah pekerjaan
  2. Melindungi benda kerja terhadap benda cair, cuaca dan sinar.
Menarik perhatian bagi yang melihatnya
Peralatan yang digunakan :
1.      amplas
bahan :
1.      dempul
2.      triplek
3.      cat minyak
4.      cat kilap
langkah kerja :
1.      siapkan alat dan bahan
2.      penguasaan bahan
3.      amplas kasar
4.      dempul
5.      amplas kasar
6.      mengecat
7.      amplas halus
8.      politu

BAB V
PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

a.       Mengetahui dan dan dapat menggunakan peralatan kerja baik tangan maupun mesin dengan baik dan benar.
b.      Mengetahui langkah-langkah kerja dalam pembuatan benda kerja kayu.
c.       Ketelitian, konsentrasi dan keselamtan harus benar-benar diperhatikan untuk mencapai hasil yang maksimal.

5.2.SARAN
a.       Hendaknya dalam bekerja harus mengutamakan keselamatan kerja.
b.      Ikutilah prosedur yang telah ditentukan.
c.       Kerjakan sesuai dengan instruksi dari instruktur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar